Studi Sebut Vaksin Covid-19 mRNA seperti Pfizer dan Moderna Jarang Timbulkan Reaksi Alergi
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Alergi terhadap vaksin Covid-19 berbasis mRNA jarang ditemukan atau dilaporkan.
Hal itu diketahui menurut studi yang dilakukan para peneliti di Stanford University School of Medicine.
Kebanyakan reaksi atau efek samping vaksin mRNA cenderung ringan, dan biasanya bisa dapat diobati.
Para peneliti mengatakan bahwa seharusnya ini tidak menghalangi orang untuk divaksinasi.
Temuan studi ini, seperti dilansir dari Science Daily, Senin (20/9/2021), telah dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open secara daring pada 17 September 2021 lalu.
Baca juga: 5 Vaksin Covid-19 yang Diklaim Miliki Efikasi Tertinggi di Dunia, Moderna Tempati Posisi Kedua
"Kami ingin memahami spektrum alergi terhadap vaksin baru dan memahami apa yang menyebabkannya," kata penulis senior studi tersebut, Kari Nadeau, MD, PhD, Profesor di Yayasan Naddisy dalam Alergi Makanan Anak, Imunologi, dan Asma.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis 22 reaksi alergi potensial terhadap 39.000 penerima dosisi pertama vaksin Pfizer dan Moderna yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan di Standford setelah vaksin Covid-19 tersebut menerima izin penggunaan darurat oleh FDA.
Setelah vaksinasi tersebut, sebagian besar dari orang-orang tersebut mengembangkan reaksi alergi terhadap bahan yang membantu menstabilkan vaksin Covid-19 mRNA.
Kendati demikian mereka tidak menunjukkan alergi terhadap komponen vaksin yang memberikan kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.
Baca juga: Simak Cara Kerja Vaksin Pfizer dan Moderna yang Gunakan Teknologi mRNA
Selanjutnya, reaksi alergi vaksin ini terjadi melalui aktivitas yang tidak langsung berasal dari jalur alergi, yang membuatnya lebih mudah untuk dicegah dibandingkan dengan banyaknya respons alergi yang dilaporkan.
0 Response to "Studi Sebut Vaksin Covid-19 mRNA seperti Pfizer dan Moderna Jarang Timbulkan Reaksi Alergi"
Post a Comment