Respons sejumlah negara terhadap risiko peradangan jantung vaksin mRNA

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah negara telah menunda atau memberikan hanya satu dosis vaksin COVID-19 berbasis teknologi mRNA pada remaja, menyusul laporan adanya kemungkinan efek samping berupa gangguan kardiovaskular yang langka.

Regulator obat Eropa pada Juli mengatakan telah menemukan kaitan yang mungkin antara kondisi peradangan jantung yang sangat langka dan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech dan Moderna.

Namun, regulator Eropa dan AS serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan manfaat vaksin mRNA dalam mencegah COVID-19 tetap melebihi risikonya.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang diambil sejumlah negara:

Kanada

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengatakan data menunjukkan bahwa jumlah kasus langka peradangan jantung yang dilaporkan setelah suntikan vaksin Moderna lebih tinggi daripada vaksin Pfizer/BioNTech.

Baca juga: Inggris : Tak ada kekhawatiran radang jantung dari vaksin Pfizer

Swedia

Swedia menghentikan sementara penggunaan vaksin Moderna pada kelompok usia muda berdasarkan data penelitian di kawasan Nordik yang hasilnya belum dipublikasikan.

Badan kesehatan Swedia mengatakan akan menangguhkan suntikan vaksin itu pada warga kelahiran 1991 dan setelahnya karena data menunjukkan peningkatan kasus miokarditis dan perikarditis di kalangan remaja dan dewasa muda yang telah divaksin.

Denmark

Badan Kesehatan Denmark mengatakan pada Jumat pihaknya tetap menawarkan vaksin Moderna pada penduduk berusia di bawah 18 tahun.

Mereka mengatakan pernyataan pada Rabu yang menyebut adanya penundaan vaksinasi merupakan miskomunikasi.

Finlandia

Finlandia menghentikan sementara penggunaan vaksin Moderna di kelompok usia muda dan akan memberikan vaksin Pfizer pada penduduk laki-laki kelahiran 1991 dan setelahnya.

Mereka juga menawarkan suntikan Pfizer pada warga berusia 12 tahun ke atas.

Baca juga: CDC tidak melihat adanya kaitan antara radang jantung dan vaksin COVID

Hong Kong

Panel pakar kesehatan yang bekerja untuk pemerintah Hong Kong pada September menyarankan agar anak-anak usia 12-17 tahun hanya diberi satu dosis vaksin BioNTech setelah adanya laporan efek samping peradangan jantung.

Norwegia

Norwegia memberikan satu dosis vaksin Pfizer/BioNTech pada anak-anak usia 12-15 tahun.

Inggris

Inggris sudah mulai menawarkan satu dosis pertama vaksin Pfizer/BioNTech pada anak-anak usia 12-15 tahun.

Vaksin kedua tidak akan diberikan kepada kelompok usia itu hingga musim semi saat lebih banyak data diperoleh dari seluruh dunia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Israel lihat kemungkinan kaitan vaksin Pfizer dan kasus radang jantung

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2021

0 Response to "Respons sejumlah negara terhadap risiko peradangan jantung vaksin mRNA"

Post a Comment